Hikmah Menjaga Hati

Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahi rabbil โ€˜alamin, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Taโ€™ala, yang telah memberikan kita nikmat iman, Islam, dan kesehatan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad ๏ทบ, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.Hadirin yang berbahagia,

Dalam kehidupan ini, kita tidak selalu bertemu dengan orang-orang yang menyenangkan hati kita. Ada yang memberikan kebahagiaan, namun ada juga yang menghadirkan luka dan kekecewaan. Ini adalah bagian dari sunnatullah, ujian yang Allah berikan untuk menguji kesabaran dan kebijaksanaan kita.

Sering kali, kita merasa perlu menjaga jarak dari seseorang bukan karena ingin memutus tali silaturrahmi, tetapi agar terhindar dari perselisihan, perdebatan, dan ketidaknyamanan hati. Dalam Islam, menjaga hati adalah bagian dari keimanan. Rasulullah ๏ทบ bersabda: Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam. (HR. Bukhari & Muslim)

Terkadang, diam dan menjauh adalah pilihan terbaik agar hati tetap bersih dari dendam dan kebencian. Jika ada orang yang sering merendahkan kita, janganlah merasa tersinggung atau bersedih. Itu adalah hak mereka untuk bersikap, tetapi kita pun memiliki hak untuk menjaga diri dengan tidak terpengaruh oleh sikap mereka.

Rasulullah ๏ทบ mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati bukan terletak pada bagaimana orang lain menilai kita, tetapi pada bagaimana kita memaknai kehidupan dengan penuh keikhlasan dan tawakal. Jika kita dinilai baik, bersyukurlah. Jika kita dinilai buruk, maka cukup jadikan sebagai bahan introspeksi tanpa perlu larut dalam kesedihan.

Hadirin yang berbahagia, Jangan pernah memaksa diri untuk disukai semua orang, karena itu hanya akan melelahkan. Fokuslah untuk menjadi pribadi yang baik, meskipun ada yang meremehkan. Jauhi orang-orang yang hanya membawa kekecewaan dan berhentilah berusaha menyenangkan mereka yang tidak pernah menghargai kita.

Allah berfirman dalam Al-Qurโ€™an: Barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya). (QS. At-Talaq: 3)

Kebahagiaan sejati ada dalam diri kita sendiri. Kita yang menciptakannya, dan selebihnya, biarkan Allah yang mengatur segalanya. Mari kita pasrahkan segala urusan kepada-Nya, karena hanya dengan bertawakal, hati kita akan lebih damai dan kehidupan kita akan lebih berkah.

Semoga kultum ini dapat menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu menjaga hati, bersikap bijak dalam menghadapi kehidupan, dan tetap menebar kebaikan meskipun tidak semua orang bisa menghargai kita. Wassalamuโ€™alaikum warahmatullahi wabarakatuh.(**)


MITRA JURNALISPRENEUR.ID