Film “Langkah Akhir: Sisa Bayang Polio di Indonesia “ Tayang Perdana di IFI

Konferensi pers (Foto:Herdy)
Konferensi pers (Foto:Herdy)

Jurnalispreneur.id, Yogyakarta 31/10/2025- Tanggal 24 Oktober adalah diperingati sebagai Hari Polio Sedunia. Tahun 2014 Indonesia dinyatakan bebas polio. Penemuan adanya satu kasus polio di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah menjadi perhatian dan mengingatkan polio dapat muncul kembali kalau kewaspadaan masyarakat lemah.

Penayangan perdana film dokumenter tentang polio yang berjudul “Langkah Akhir: Sisa Bayang Polio di Indonesia” diadakan di IFI, Jl. Sagan No.3, Terban, Kec. Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55223, pada hari Jumat, 31 Oktober 2025.

Kegiatan ini dihadiri oleh Yodi Mahendradhata, Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM, Prima Yosephine, Direktur Imunisasi Kementerian RI, jajaran Dinas Provinsi DIY, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten serta awak media.

Dua penyintas polio menjadi cerita dalam film ini. Najwa dan Sutiayah atau lebih dikenal dengan Mbak Ayah.

Kisah keluarga Najwa, dari upaya ayahnya mencari pertolongan ke berbagai rumah sakit, hingga rasa dikucilkan tetangga yang takut tertular. Dalam salah satu adegan, Mat Zahran, ayah Najwa mengungkapkan dengan lirih: “Saya malu, Bu. Orang-orang takut datang ke rumah. Saya bahkan ingin pulang ke Madura saja”.

Selain itu, film ini juga menceritakan tentang Sutiayah, yang berprestasi menjadi atlet difabel. Dulu, sebagian orang tua melarang anak bermain dengannya. Itu tidak menyurutkan semangatnya untuk membuktikan bahwa difabel tidak berarti tidak berdaya. Dengan perjuangan dan semangatnya, Sutiayah behasil berprestasi sebagai atlet angkat berat.

Film ini mengingatkan bahwa perjuangan melawan polio belum selesai. Keberhasilan menjaga Indonesia bebas polio tidak hanya bergantung pada upaya medis, tetapi juga pada kepercayaan masyarakat terhadap imunisasi dan kesiapan sistem kesehatan dalam merespons kasus dengan cepat.

“Kami ingin memastikan bahwa pembelajaran dari program polio tidak berhenti di ruang riset,” ujar Riris Andono Ahmad penanggung jawab pendamping proyek STRIPE Indonesia dalam siaran persnya.

Melalui film ini, STRIPE Indonesia mengajak publik memahami bahwa capaian “bebas polio” bukan sebagai akhir perjalanan, melainkan sebagai awal dari tanggung jawab berkelanjutan.

 

 


MITRA JURNALISPRENEUR.ID