Keranjang Anda kosong!
Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahirrobbil ‘alamiin. Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita nikmat kesehatan dan kesempatan untuk terus memperbaiki diri. Shalawat serta salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad ๏ทบ, suri teladan dalam menjalani hidup sehat wal afiat, dan keluarga serta pengikutnya yang setia.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, mari kita renungkan makna dari konsep Iqra-Profetik, sebagaimana dijelaskan dalam buku Gerakan Islam Berkemajuan karya Prof. Dr. Haedar Nashir yang ditulis ulang oleh Arif Jamali Muis, M.Pd. Dalam kajian ini, kalo kita baca tulisan rujukan tersebut, maka kita akan temukan ada empat aspek utama yang menjadi landasan bagi umat Islam dalam memahami dan mengamalkan ajaran Al-Qur’an secara profetik, yakni: berilmu, ulil albab, melakukan perubahan, dan mempersiapkan masa depan.
Pertama: Berilmu: Ilmu sebagai Fondasi Peradaban. Allah SWT menekankan pentingnya ilmu dalam Al-Qur’an. Kata ilmu disebutkan sebanyak 105 kali, dan dalam berbagai bentuk ungkapan mencapai 774 kali. Ini menunjukkan betapa Islam sangat mementingkan pencarian dan pengembangan ilmu. Dalam Al-Qur’an, kita juga diperintahkan untuk bertafakur (merenung), bertadabur (menganalisis), berta’aqul (menggunakan akal), dan bertanadhar (meneliti).
Sebagaimana perintah Allah dalam QS. Al-‘Alaq: 1-5, “Iqraโ bismi rabbikalladzi khalaq…” (Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan), kita diperintahkan untuk membaca, meneliti, dan memahami kehidupan dengan ilmu. Ilmu menjadi modal utama bagi umat Islam untuk berkembang dan memajukan peradaban.
Kedua: Ulil Albab: Menggunakan Akal dan Qalbu. Islam menekankan bahwa manusia diciptakan dengan akal dan qalbu, yang harus digunakan dalam kehidupan. Dalam QS. Ali Imran: 191, Allah menggambarkan ciri ulil albab, yaitu mereka yang selalu berpikir dan mengingat Allah dalam setiap keadaan: “Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): ‘Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.’”
Kaum ulil albab bukan hanya berpikir logis tetapi juga memiliki kedalaman spiritual yang membimbing mereka dalam bertindak dengan kebijaksanaan dan hikmah.
Ketiga: Melakukan Perubahan: Spirit Perbaikan dan Kemajuan. Dalam QS. Ar-Raโd: 11, Allah berfirman: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”
Ayat ini menegaskan bahwa perubahan adalah tanggung jawab manusia. Tawakal dan doa memang penting, tetapi usaha dan ikhtiar tidak bisa ditinggalkan. Sebagai umat Islam, kita tidak boleh pasif. Kita harus berupaya memperbaiki diri, keluarga, masyarakat, dan bangsa agar mencapai kemajuan yang lebih baik.
Sejarah telah membuktikan bahwa Islam berkembang menjadi peradaban besar ketika umatnya berpegang teguh pada semangat perubahan dan inovasi.
Keempat: Mempersiapkan Masa Depan: Dunia dan Akhirat
Allah SWT mengingatkan dalam QS. Al-Hasyr: 18: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok…”
Ayat ini menegaskan bahwa kita harus memiliki visi ke depan. Tidak hanya dalam urusan dunia, tetapi juga dalam mempersiapkan kehidupan akhirat. Rasulullah SAW memberi contoh bagaimana beliau selalu berpikir jangka panjang, baik dalam aspek ekonomi, sosial, maupun pendidikan umat.
Sebagai contoh, ketika kaum Bani Mudhar datang ke Madinah dalam kondisi memprihatinkan, Rasulullah segera mengajak para sahabat untuk membantu mereka. Ini menunjukkan bahwa Islam mengajarkan kita untuk mempersiapkan masa depan dengan fondasi takwa, baik untuk kesejahteraan di dunia maupun untuk bekal akhirat.
Kesimpulan: Islam sebagai Jalan Peradaban Berkemajuan. Keempat aspek dalam Iqra-Profetikย iniโberilmu, menjadi ulil albab, melakukan perubahan, dan mempersiapkan masa depanโadalah pilar utama dalam membangun peradaban Islam yang berkemajuan.
Islam bukan sekadar agama ritual, tetapi juga panduan hidup yang membimbing manusia untuk mencapai kesejahteraan dunia dan akhirat. Dengan memahami dan mengamalkan konsep Iqra-Profetik, kita akan menjadi umat yang maju, kuat, dan berkontribusi bagi peradaban global dengan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil โalamin.
Semoga Allah memberi kita kekuatan untuk terus belajar, berpikir kritis, melakukan perubahan, dan merencanakan masa depan dengan bijaksana. Wallahu aโlam bish-shawab
Categories
Recent Posts
- Ritual Umbul Donga Pujo Basuki di Desa Wisata Krebet: Merawat Tradisi, Menguatkan Harmoni

- HIPPI Charity Sukses Digelar, Ratusan Warga Antusias Ikuti Pemeriksaan Kesehatan Gratis

- Tasyakuran dan Peresmian Kantor KSPPS BMT Artha Amanah Sanden Cabang Bantul serta Launching BEA School Angkatan ke 2

- Rakernas HIPPI 2025 Resmi Digelar di Daerah Istimewa Yogyakarta

- Kampung Berseri Astra, dari Tanah Kosong Jadi Desa Digital: Kisah Perubahan yang Digerakkan oleh Warga Sendiri
Archive
Tags
Akhir Lusono Al-Qurโan Bakpia Jogkem bakso Bangunharjo BMT buka puasa Desa Caturharjo Desa wisata Dinas Pariwisata Kulon Progo DPS ekosistem ekraf Erik Hidayat GBMT Geguritan halal HPN 2025 Inkubator Bisnis UMBY Inovasi INTANI Jurnalipreneur.id Jurnalispreneur Jurnalispreneur.id kolaborasi Kotamas DIY kriya kuliner Mie lethek organik Pasar Ngasem Pelatihan jurnalis PINBAS MUI DIY PINBUK Ramadan Ramadhan sanggar pawuhan senam sehat Silaturahmi Taman Kuliner Bangunharjo Tera View Tim Jurnalispreneur.id UGM Umkm Yogyakarta
Social Links
MITRA JURNALISPRENEUR.ID










Tinggalkan Balasan