Sego Tempong Mbak Har: Melestarikan Kuliner Khas Banyuwangi di Tengah Gempuran Identitas Bali

Sego tempong adalah salah satu kuliner khas Banyuwangi yang terkenal dengan cita rasa pedasnya yang menggigit. Namun, belakangan ini banyak orang keliru mengira bahwa hidangan ini berasal dari Bali. Kesalahpahaman ini muncul karena popularitas sego tempong yang semakin meluas, terutama setelah banyak warung di Bali yang menjual makanan ini. Padahal, sejatinya sego tempong adalah bagian dari warisan kuliner Banyuwangi yang kaya akan rempah dan sejarah.

Menurut Siti Khotimah, pemilik warung Sego Tempong Mbak Har, kesalahpahaman ini sangat disayangkan karena dapat mengaburkan identitas asli makanan khas Banyuwangi. โ€œSego tempong itu dari dulu ya khas Banyuwangi, bukan dari Bali. Di sini, sambalnya dibuat dari tomat ranti khas Banyuwangi dan terasi yang memiliki aroma kuat. Pedasnya itu yang bikin orang tertarik untuk mencobanyaโ€ ujarnya saat ditemui di warungnya di Banyuwangi pada 27 Januari 2025.

Nama “tempong” sendiri berasal dari bahasa Osing yang berarti tamparan, menggambarkan sensasi pedas dari sambalnya yang seolah menampar lidah penikmatnya. Hidangan ini terdiri dari nasi putih hangat yang disajikan dengan aneka lauk seperti ayam goreng, tahu, tempe, ikan asin, serta sayuran rebus seperti bayam, kenikir, dan kacang panjang. Yang membuatnya semakin khas adalah sambal tomat ranti yang dicampur dengan terasi berkualitas, menciptakan perpaduan rasa pedas, segar, dan nikmat.

Popularitas sego tempong memang meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Banyak warung di Bali yang menjajakan makanan ini, sehingga wisatawan yang mencicipinya di sana mengira makanan ini berasal dari Pulau Dewata. Salah satu warung yang cukup terkenal adalah Warung Sego Tempong Indra di Bali, yang sering dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.

Namun, menurut Dr. I Ketut Wibawa, pakar kuliner Nusantara dari Universitas Udayana, kuliner khas seharusnya tetap dikaitkan dengan daerah asalnya. โ€œMemang wajar jika makanan menyebar ke berbagai daerah karena faktor ekonomi dan migrasi. Tapi, penting juga bagi masyarakat dan pelaku usaha untuk tetap mengedukasi bahwa sego tempong adalah makanan khas Banyuwangi, bukan Bali,โ€ jelasnya dalam wawancara daring pada 28 Januari 2025.

Keberadaan UMKM seperti Sego Tempong Mbak Har yang berlokasi di Benculuk-Banyuwangi, menjadi garda terdepan dalam melestarikan kuliner lokal agar tidak kehilangan identitasnya. Dengan tetap mempertahankan resep tradisional dan menawarkan cita rasa asli, usaha ini berperan penting dalam menjaga warisan kuliner Banyuwangi. โ€œKami ingin terus memperkenalkan sego tempong sebagai makanan khas Banyuwangi. Kami juga berharap ada lebih banyak dukungan dari pemerintah dan masyarakat untuk mempromosikan makanan khas ini dengan lebih luas,โ€ tambah Siti Khotimah.

Pemerintah daerah sendiri telah melakukan berbagai upaya untuk melestarikan sego tempong sebagai bagian dari identitas kuliner Banyuwangi. Salah satunya adalah melalui festival kuliner tahunan yang menampilkan berbagai makanan khas daerah. Selain itu, sertifikasi produk lokal serta edukasi mengenai asal-usul makanan juga diharapkan dapat memperkuat identitas kuliner ini di tingkat nasional maupun internasional.

Bagi pecinta kuliner yang ingin menikmati sego tempong dengan rasa autentik, berkunjung langsung ke Banyuwangi adalah pilihan terbaik. Salah satu tempat yang direkomendasikan adalah Sego Tempong Mbak Har, yang dikenal dengan kelezatan dan keaslian hidangannya. Dengan menikmati sego tempong di tanah asalnya, kita tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga turut berkontribusi dalam menjaga identitas kuliner Banyuwangi agar tetap lestari.


MITRA JURNALISPRENEUR.ID