Keranjang Anda kosong!
Kulon Progo – Keberadaan anak punk di perempatan lampu merah Nagung semakin menjadi perhatian masyarakat. Dengan gaya khas merekaโrambut mohawk, jaket penuh tambalan, dan celana sobekโkelompok ini kerap terlihat mengamen atau sekadar berkumpul di sekitar jalanan.
Bagi sebagian besar anak punk, kehidupan di jalan adalah pilihan. Mereka menganggapnya sebagai bentuk kebebasan dari aturan sosial yang mengikat. โKami memilih jalan ini karena ingin bebas. Tidak ada yang mengatur, tidak ada tekanan,โ ujar salah satu anak punk yang enggan disebut namanya.
Namun, bagi yang lain, kondisi ekonomi dan latar belakang keluarga menjadi alasan utama mereka hidup di jalanan. Beberapa dari mereka mengamen untuk bertahan hidup, sementara yang lain mencari cara lain untuk mendapatkan penghasilan, seperti menjual aksesori buatan tangan atau jasa semir sepatu.
Keberadaan anak punk di lampu merah Nagung menuai beragam reaksi. Ada yang merasa simpatik dan memberikan mereka uang atau makanan, tetapi tak sedikit pula yang menganggap keberadaan mereka mengganggu ketertiban.
Pihak berwenang sering kali melakukan razia dan pembinaan, tetapi banyak dari mereka kembali ke jalan setelah beberapa waktu. โKami sudah beberapa kali memberikan pelatihan keterampilan dan tempat tinggal sementara, tapi tidak semua dari mereka mau berubah,โ kata seorang petugas dinas sosial setempat.
Berbagai komunitas sosial dan pemerintah daerah berupaya mencari solusi untuk membantu anak punk agar memiliki kehidupan yang lebih baik. Program pelatihan kerja, edukasi, serta rehabilitasi sosial terus dilakukan, meskipun tantangan tetap ada.
Keberadaan anak punk di jalanan masih menjadi dilema, antara hak mereka untuk berekspresi dan kebutuhan akan ketertiban sosial. Diperlukan pendekatan yang lebih humanis dan solusi jangka panjang agar mereka bisa memiliki masa depan yang lebih baik, tanpa harus kehilangan identitas yang mereka banggakan.
Categories
Recent Posts
- Media Dakwah Pelajar: Mewarisi Semangat Rasulullah di Era Digital
- Pelatihan Membuat Kue Pukis dan Wingko Babat Bersama BMT Al Ikhwan: Langsung praktek untuk kegiatan wirausaha
- Diskusi Interaktif dan RAKERDA DPD HIPPI DIY 2025
- Reuni Akbar Ikamayoda (Alumni MTsN Yogyakarta II)โKembali Bersatu di MDT Nurul Musthofaโ
- Syawalan dan Halal Bihalal Gerakan BMT DIY 1446 H: Sinergi dan Kebersamaan di Bulan Syawal
Tags
Akhir Lusono Al-Qurโan Audiensi bakso buka puasa Desa Caturharjo Desa wisata Dinas pariwisata Dinas Pariwisata Kulon Progo DMI Wonosobo Dr. Lastiani Warih Wulandari Erik Hidayat Geguritan halal Hendry Ch Bangun HPN 2025 INTANI IPPNU Kota Yogyakarta jakarta Jamaah Masjid Joko Mursito Jurnalipreneur.id Jurnalis preneur Jurnalispreneur Jurnalispreneur.id Ketum PWI Pusat Kiat Kirana Edutainment Park kuliner Kulonprogo. Mie lethek Pelatihan artikel Pelatihan jurnalis PINBAS MUI DIY Pokdarwis PT Putri Kedaton Group Ramadan Ramadhan Silaturahmi Tamansari Tera View Tim Jurnalispreneur.id UCY Yogyakarta Umkm Yogyakarta
Social Links
MITRA JURNALISPRENEUR.ID








Tinggalkan Balasan