Keranjang Anda kosong!

(Jurnalispreneur.id) – Wow…..Era Generasi Z sekarang ini telah banyak bermunculan desa wisata-desa wisata di lokasi-lokasi stategis, bisa di pinggiran sungai, tengah persawahan, dan masih banyak lagi.
Desa wisata adalah suatu konsep pengembangan desa yang memanfaatkan potensi alam, budaya, serta kehidupan sosial masyarakat desa untuk dijadikan daya tarik wisata.
Tujuannya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dengan cara mendatangkan pendapatan dari sektor desa wisata, sambil menjaga kelestarian alam dan budaya.
Desa wisata juga bertujuan untuk memberdayakan masyarakat agar mereka lebih aktif dalam perencanaan, pengelolaan, dan pemanfaatan potensi wisata yang ada dan menggerakkan perekonomian desa.
Di desa wisata, pengunjung dapat menikmati berbagai kegiatan, seperti:
1. Wisata alam: Menikmati keindahan alam desa, seperti pantai, pegunungan, hutan, atau sawah.
2. Wisata budaya: Mengikuti acara atau festival tradisional, belajar tentang kerajinan tangan, atau melihat kehidupan sehari-hari masyarakat desa.
3. Wisata edukasi: Belajar langsung dari masyarakat setempat tentang pertanian, peternakan, atau pengolahan produk lokal dari pelaku UMKM.
4. Wisata kuliner: Menikmati makanan khas daerah yang hanya bisa ditemukan di desa tersebut.
5. Olahraga: Melakukan jalan kaki atau lari-lari kecil di objek desa wisata dengan mengelilingi lokasi bisa mendapatkan keringat, badan menjadi sehat.
Desa wisata tidak hanya fokus pada sektor ekonomi, tetapi juga melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan pengelolaan, agar mereka dapat merasakan manfaat dari keberadaan pariwisata tanpa mengorbankan identitas dan budaya lokal.
Salah satu desa wisata di wilayah Bantul yakni Embung Potorono yang terletak di daerah Potorono, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta yang sudah lama menjadi tujuan wisata bagi pengunjung dan sudah menjadi tujuan wisata, olahraga dan rekreasi.
Embung Potorono adalah sebuah embung atau waduk kecil yang berfungsi untuk menampung air hujan guna irigasi pertanian dan sekaligus menjadi objek wisata yang menarik. Embung ini dikelola dengan tujuan tidak hanya untuk menyediakan sumber air, tetapi juga untuk meningkatkan pendapatan desa melalui sektor pariwisata.

Sutardi, sebagai Ketua Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) di Bantul, memberikan penjelasan mengenai bagaimana cara mengelola desa wisata seperti di Embung Potorono. Berikut beberapa poin utama dalam pengelolaan desa wisata di Embung Potorono yang disampaikan oleh Sutardi:
1. Pemanfaatan Potensi Alam: Embung Potorono memanfaatkan potensi alamnya yang sudah ada, yaitu waduk yang indah dan asri, untuk dijadikan sebagai daya tarik wisata. Kegiatan wisata yang ditawarkan antara lain menikmati pemandangan alam sekitar, berfoto di tempat-tempat yang telah disediakan, dan menikmati udara segar yang jauh dari hiruk-pikuk kota.
2. Pemberdayaan Masyarakat Lokal: Menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat lokal dalam pengelolaan desa wisata. Masyarakat setempat diberdayakan untuk menyediakan fasilitas dan layanan bagi pengunjung, seperti warung makan yang menawarkan makanan khas, pemandu wisata, serta penjual oleh-oleh atau kerajinan tangan karya pengrajin UMKM.
3. Pembangunan Infrastruktur: Sebagai bagian dari pengelolaan desa wisata, infrastruktur di sekitar Embung Potorono ditingkatkan, misalnya dengan membangun jalan yang lebih baik, tempat parkir, dan fasilitas umum seperti mushola, pendopo, toilet, tempat pembuangan dan pengolahan sampah, taman objek wisata dan lainnya agar lebih nyaman bagi wisatawan.
4. Pengelolaan Berkelanjutan: Pengelolaan desa wisata harus mengutamakan keberlanjutan. Tidak hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga dari segi pelestarian lingkungan dan budaya. Dalam hal ini, pengelolaan air di Embung Potorono juga dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak ekosistem sekitar serta melibatkan pengurus RT/RW, Dukuh, Kalurahan dan Kapanewon sampas ke Kabupaten.
5. Promosi yang Efektif: Pengelolaan desa wisata di Embung Potorono juga melibatkan promosi yang efektif. Misalnya, memanfaatkan media sosial, kolaborasi dengan agen wisata, serta melibatkan jurnalis desa untuk menyebarluaskan informasi mengenai objek wisata ini.
Melalui pengelolaan yang baik, Embung Potorono menjadi contoh desa wisata yang berhasil menggabungkan potensi alam dan budaya untuk mendatangkan wisatawan, sekaligus meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat melalui UMKM-nya.
Oleh : Agus Susanto, SE (Founder Jurnalispreneur.id)
Categories
Recent Posts
- Media Dakwah Pelajar: Mewarisi Semangat Rasulullah di Era Digital
- Pelatihan Membuat Kue Pukis dan Wingko Babat Bersama BMT Al Ikhwan: Langsung praktek untuk kegiatan wirausaha
- Diskusi Interaktif dan RAKERDA DPD HIPPI DIY 2025
- Reuni Akbar Ikamayoda (Alumni MTsN Yogyakarta II)โKembali Bersatu di MDT Nurul Musthofaโ
- Syawalan dan Halal Bihalal Gerakan BMT DIY 1446 H: Sinergi dan Kebersamaan di Bulan Syawal
Tags
Akhir Lusono Al-Qurโan Audiensi bakso buka puasa Desa Caturharjo Desa wisata Dinas pariwisata Dinas Pariwisata Kulon Progo DMI Wonosobo Dr. Lastiani Warih Wulandari Erik Hidayat Geguritan halal Hendry Ch Bangun HPN 2025 INTANI IPPNU Kota Yogyakarta jakarta Jamaah Masjid Joko Mursito Jurnalipreneur.id Jurnalis preneur Jurnalispreneur Jurnalispreneur.id Ketum PWI Pusat Kiat Kirana Edutainment Park kuliner Kulonprogo. Mie lethek Pelatihan artikel Pelatihan jurnalis PINBAS MUI DIY Pokdarwis PT Putri Kedaton Group Ramadan Ramadhan Silaturahmi Tamansari Tera View Tim Jurnalispreneur.id UCY Yogyakarta Umkm Yogyakarta
Social Links
MITRA JURNALISPRENEUR.ID








Tinggalkan Balasan