Keranjang Anda kosong!

(Jurnalispreneur.id, Yogyakarta) – Puasa Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga momen untuk meningkatkan ketakwaan, mengendalikan hawa nafsu, dan memperbaiki diri. Salah satu aspek penting dalam bulan suci ini adalah bagaimana kita mengelola konsumsi dan belanja rumah tangga agar tetap sesuai dengan nilai kesederhanaan yang diajarkan dalam Islam.
Namun, realitas yang terjadi sering kali bertolak belakang. Banyak keluarga justru mengalami peningkatan pengeluaran selama bulan Ramadhan, terutama untuk belanja bahan makanan, takjil, dan persiapan Idul Fitri. Keinginan untuk menyajikan hidangan berbuka yang lebih istimewa, berbuka bersama di luar, serta berbelanja pakaian dan barang baru sering membuat anggaran membengkak. Ini menunjukkan bahwa meskipun secara fisik kita berpuasa, sering kali kita masih belum bisa menahan diri dalam hal konsumsi dan pengeluaran.
Oleh karena itu, Ramadhan juga harus menjadi momen evaluasi diri, baik dalam aspek spiritual maupun finansial. Kita bisa bertanya pada diri sendiri: Apakah kita sudah menjalani puasa dengan penuh kesadaran? Apakah kita sudah mampu mengendalikan hawa nafsu, termasuk dalam hal belanja dan konsumsi? Apakah kebiasaan selama Ramadhan mencerminkan nilai-nilai kesederhanaan dan kepedulian terhadap sesama?
Ironisnya, esensi puasa yang seharusnya melatih kesederhanaan dan pengendalian diri justru sering tergeser oleh pola konsumsi yang lebih boros. Padahal, dengan perencanaan keuangan yang baik, pengeluaran selama Ramadhan bisa lebih terkendali. Misalnya, dengan membuat daftar belanja yang sesuai kebutuhan, menghindari belanja impulsif saat lapar, serta lebih banyak memasak sendiri dibanding membeli makanan jadi.
Dengan melakukan evaluasi diri, kita bisa memperbaiki pola konsumsi, lebih bijak dalam mengelola keuangan, dan lebih fokus pada esensi Ramadhan yang sebenarnya. Puasa bukan sekadar menahan lapar, tetapi juga latihan untuk menjadi pribadi yang lebih disiplin, sederhana, dan penuh empati terhadap orang lain. Jika hal ini bisa diterapkan, maka Ramadhan akan menjadi ajang perbaikan diri yang membawa berkah tidak hanya untuk satu bulan, tetapi juga untuk kehidupan setelahnya.
Agus Susanto, SE (Founder Jurnalispreneur.id)
Categories
Recent Posts
- Media Dakwah Pelajar: Mewarisi Semangat Rasulullah di Era Digital
- Pelatihan Membuat Kue Pukis dan Wingko Babat Bersama BMT Al Ikhwan: Langsung praktek untuk kegiatan wirausaha
- Diskusi Interaktif dan RAKERDA DPD HIPPI DIY 2025
- Reuni Akbar Ikamayoda (Alumni MTsN Yogyakarta II)โKembali Bersatu di MDT Nurul Musthofaโ
- Syawalan dan Halal Bihalal Gerakan BMT DIY 1446 H: Sinergi dan Kebersamaan di Bulan Syawal
Tags
Akhir Lusono Al-Qurโan Audiensi bakso buka puasa Desa Caturharjo Desa wisata Dinas pariwisata Dinas Pariwisata Kulon Progo DMI Wonosobo Dr. Lastiani Warih Wulandari Erik Hidayat Geguritan halal Hendry Ch Bangun HPN 2025 INTANI IPPNU Kota Yogyakarta jakarta Jamaah Masjid Joko Mursito Jurnalipreneur.id Jurnalis preneur Jurnalispreneur Jurnalispreneur.id Ketum PWI Pusat Kiat Kirana Edutainment Park kuliner Kulonprogo. Mie lethek Pelatihan artikel Pelatihan jurnalis PINBAS MUI DIY Pokdarwis PT Putri Kedaton Group Ramadan Ramadhan Silaturahmi Tamansari Tera View Tim Jurnalispreneur.id UCY Yogyakarta Umkm Yogyakarta
Social Links
MITRA JURNALISPRENEUR.ID








Tinggalkan Balasan