Mayoran 5000 Makanan Gratis dan Pentas Seni Puncak FKS. Ini Buktinya!

(Yogyakarta, Jurnalispreneur.id) – Istimewa, satu kata untuk acara yang menggembirakan dan menenangkan hati, yaitu Festival Kampung Santri (FKS) Jogja yang digelar Sabtu (28/12/24) dari pagi sampai malam hari, dan dilaksanakan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Yogyakarta, bertempat di Sentra Fest Kampung Santri di Jl. Lowanu No. 60 Sorosutan Umbulharjo Yogyakarta.

Pentas Seni dan mayoran sebagai puncak acara FKS. Sebelum dilaksanakan. Dr. K.H. Muhammad Yazid Afandi, M.Ag., Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Yogyakarta memberikan sambutannya, yakni “Bahwa acara ini memiliki niat baik, dimana akan dilaksanakan di hari santri tapi tidak jadi, akhirnya, Festival Kampung santri ini untuk memeringati hari santri dan yang mengelola NU di Kota Yogyakarta,” tuturnya.

“Saya berharap aktivasi malam ini untuk melakukan kegiatan ini agar bisa diadakan setiap tahun. NU harus memberikan
kontribusi positif kepada masyarakat dan umat untuk acara seperti ini,” tegasnya.

Sementara itu. Abdul Kholik S. Fili, sebagai inisiator dari Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU), menyampaikan bahwa acara ini bertujuan mempererat hubungan antara masyarakat Yogyakarta dengan pondok pesantren.

“Dimana sekaligus menghidupkan tradisi bersedekah, berkumpul, dan bergembira dalam koridor syariat. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran: โ€œDan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.โ€ (QS. Al-Maidah: 2),” tuturnya.

Ia menjelaskan, agenda ini menjadi wujud nyata gotong-royong dalam kebajikan, berbagai kegiatan yaang telah dilaksanakan, seperti: Sedekah Mayoran, yakni menyediakan 5.000 porsi makanan gratis bagi siapa saja, saat acara puncak festival Sabtu malam ini.

“Hal ini. meneladani sabda Nabi Muhammad SAW: โ€œBarang siapa memberi makan kepada seorang mukmin yang lapar, maka Allah akan memberinya makanan dari buah-buahan surga.โ€ (HR. Abu Daud),” jelas Kholik.

Agenda yang lain yaitu Pasar Tiban, disini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk memperoleh barang bekas berkualitas dengan harga terjangkau, sejalan dengan nilai kebermanfaatan dan kepedulian terhadap sesama.

Selanjutnya ada kegiatan sosial, yaitu aksi donor darah, pemeriksaan kesehatan gratis, dan khataman Quran sebagai wujud amal jariyah yang berpahala tiada putus.

Kemudian diadakannya Kajian Kitab Al Ibriz dan Istighosah Kubro, ini memperkaya spiritualitas masyarakat, mengingat pesan Rasulullah: โ€œBarang siapa yang keluar mencari ilmu, maka dia berada di jalan Allah sampai dia kembali.โ€ (HR. Tirmidzi).

“Lanjutnya, sebagai malam harinya sebagai puncak acara adalah Pentas Seni Nusantara, yang Menampilkan seni tradisional sebagai wujud syukur atas karunia keberagaman budaya yang dianugerahkan Allah SWT, dan kita mengundang 1000 orang untuk hadir diacara ini,” imbuh Abdul Kholik.

Dikesempatan yang sama, Gus Kafin Maulana Rijal, Ketua Panitia Festival Kampung Santri 2024 ini menyampaikan bahwa acara ini bertujuan untuk menyebarkan manfaat kepada masyarakat luas.

โ€œFestival ini bukan hanya ajang bergembira, tetapi juga menjadi media syiar yang mengingatkan kita akan pentingnya kebersamaan, bersedekah, dan memuliakan sesama,” jelasnya kepada para awak media.

Ia menambahkan, semoga nilai-nilai ini menjadi teladan bagi masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya. “Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: โ€œTangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.โ€ (HR. Bukhari dan Muslim),” tegasnya.

Sebanyak 50 UMKM lokal, festival ini juga menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat, selaras dengan visi NU dalam pemberdayaan ekonomi umat. โ€œMari kita bersama-sama menjadikan acara ini sebagai wujud syukur, kebahagiaan, dan sarana mempererat ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basyariyah,โ€ pungkas Abdul Kholik.

Pengunjung yang hadir di Istighosah dan Pentas seni, Ahmad Ghozi Nurul Islam dari Ketua Lembaga Kemaslahatan Keluarga PWNU DIY mengatakan, kegiatan ini sangat menarik, PCNU menghadirkan Festival Kampung Santri. “Yakni diadakannya mayoran, yakni tradisi makan bersama ala santri yang sangat dekat dengan NU, harapannya semoga festival ini bisa berlanjut,” jelasnya.

Ghozi menambahkan, ke depannya tidak lagi gratisan, mungkin ya berbayar, sehingga punya efek ekonomi kepada keluarga UMKM. “Layak menjadi event Kota Jogja yakni mayoran untuk dipertahankan,” tutupnya. (JP1)


MITRA JURNALISPRENEUR.ID